Kamis, 17 Maret 2011

masa awal dari satu cerita, cerita awal dari satu masa

ketikan komputer : fakhrinauli

lengkung pelangi membuat jiwa bergeming dari keletihan
lembayung persahabatan bisakah membuat makna indah tak terduga?

Sebuah hari t’lah memulai naskahnya,bilamana tiada kisah romansa, hanya kebersamaan yang kering
sebab tanpa jumpa, tanpa ingatan, tanpa saling bicara, hanya kata
 dimana kata-lah yang menjadi mula sesuatu biasa menjadi-jadi
 kata; dengan segala maknanya mampu pengaruhi siapa diri 
 dan kata dapat dengan mudah menghancurkan sebuah hati
 -jika tak berpegang pada nurani
di waktu ini, tak ada sebuah janji pun yang merasuk dalam jiwaku
hanya kata-kata yang mungkin tanpa tiada arti
tentangmu, aku, dan Tuhan.



sungguh aku inginkan kesungguhanmu pada apa yang telah engkau jabarkan
dalam dua dan Yang Maha Esa, tanpa koma



------- ------- ------- ------- ------- ------- -------

malam menghantarkan kenangan

hingga semua terasa begitu nyata dan seolah aku tak pernah menyesali kerinduan yang terlalu mudah hinggap
ketika itu bintang kian berpijar

menerangi kepenatan dan lelah tubuh kita
hingga semua terasa begitu nyata dan seolah aku tak pernah menyesali kerinduan yang terlalu mudah hinggap

---

ingatkah ada satu ragu yang terjepit dalam riak gelombang di lautan rindumu
tentangku yang bisu serta malu mengabarkan berita kita pada rerumputan dan samudera
tenanglah, penafsiranmu sedang bersalah. aku hanya sedang mengingat ia…
ia, seseorang dalam dirimu yang berkata “Jangan umumkan kerahasiaan kita”

Setelah kini di masa ini kita sampai pada lini;
duka bukan terhanyut pada tangisan yang melemahkan hati
air mata yang tercipta adalah sebuah kekuatan demi hari ini dan esok hari
menangis kalbu di suasana sendu, meredupkan rayu dan tak menambah bisu

izinkan aku bergegas pergi dari kata-kata, bila segala yang kuungkap
menjadi goresan pada hatimu yang ringkih karena pupusnya asa lalu
biarkan semua ini jadi mudah dengan membiarkan segalanya sulit dimengerti
namun ringan untuk diterima oleh hati

sungguhnya diam yang kupajang di ekspresiku
tak lebih dari waktu yang ingin kujedakan dalam intensnya degup
dan pacu di jiwa yang kecil, sempit, tandus, berombak
Tapi jua lebih dari  itu, adalah yang kuharap
hadirnya Allah dalam tiap keputusan yang kita buat

.
Jika benar gerakan ikan adalah untuk menggigit kail dan memancing bukan sekedar alasan ‘tuk bermenung, datanglah pada yang mengertiku selain aku, jelaskan maksudmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar